Minggu, 20 September 2015

Memories In The Rain



~Dalam rinai hujan ada seutas rindu yang terselip untuk kalian~

Rindu, satu kata yang mampu mencampur adukkan perasaanmu. Sesuatu yang tentu saja membuatmu ingin memutar waktu dan mengulang episode-episode yang telah lalu. 
Hai,
Apa kabar? 
Sehatkan?
Bagaimana aktivitasmu? 
Bagaimana dengan mimpi-mimpimu?
Semoga kalian selalu berada dalam lindungan-Nya.

##

Memories In The Rain
Thursday, 04 April 2013
By : Tri Sumaria


Hujan malam ini benar-benar mengingatkanku pada banyak kisah yang telah tercipta. Kisah yang begitu banyak menyimpan rasa di dalamnya. Kisah yang disertai kasih satu sama lain. Kisah yang hanya ada aku dan mereka.

Suara dari tiap rinai hujan yang tertangkap oleh indera pendengaranku, memaksa otakku untuk memutar kembali setiap detail kisah lama yang telah tercipta.

Teman..
Ingatkah kalian saat kita mencari bambu untuk pagar depan kelas?
Ingatkah kalian saat kita bercanda tawa ketika tak ada guru karena hujan?
Ingatkah kalian saat kita benyanyi bersama saat terperangkap hujan usai les sore?
Dan ingatkah kalian saat kita melihat pelangi bersama-sama usai hujan datang?
Sangat indah, bukan?

Yaa, ternyata hujan menyimpan banyak kisah di sana dan aku rasa kalian mengingatnya. Sebab inilah kisah kita. Kisah yang terjadi saat hujan turun dengan pemeran aku dan kalian. Dan tanpa kita sadari hujan juga memiliki andil yang sangat besar dalam merangkai kebersamaan kita. Kebersamaan yang melahirkan rasa persahabatan dan kekeluargaan.

Rasanya sulit sekali membayangkan bahwa suatu hari nanti aku harus menuliskan tentang sebuah kehilangan. Kehilangan kebersamaan yang telah lama tercipta. Kebersamaan yang telah mampu menembus batas dan kecanggungan yang ada. Kebersamaan yang mampu membunuh setiap kepenatan yang memuakkan. Kebersamaan yang mampu melawan tiap kesepian yang dirasakan dan kebersamaan yang telah mampu menciptakan banyak kenangan indah. Dimana kenangan itu akan ku simpan rapi pada sebuah ruang memori otakku yang tak seorang pun dapat mengusiknya.

Aku sadar bahwa kehilangan itu akan segera ku rasakan. Hal ini sungguh membuat jantungku sesak. Seperti tak ada oksigen pada setiap darah yang ia pompa. Namun apa yang harus ku lakukan? Aku belum siap kehilangan sahabat seperti mereka. Apakah aku harus menghentikan setiap waktu yang berjalan? Ahh,ini benar-benar konyol. Konyol sekali. Sampai kapan pun waktu tak akan pernah berhenti. Waktu akan terus berjalan, berjalan, dan berjalan sampai…. Ahh, ntahlah, aku pun tak tahu kapan waktu akan berhenti berjalan.


Sekali lagi aku tersadar. Persahabatan tak pernah mengenal jarak dan waktu. Persahabatan tak memiliki akhir. Sebab sahabat seperti bintang di angkasa. Sejauh apa pun jarak ia di angkasa, ia akan selalu setia memberikan  sinarnya kepada bumi. Ia tak pernah lelah memberikan sinarnya kepada bumi walau terkadang sinarnya tertutupi oleh awan tebal di langit.

Terima kasih atas segala rasa yang telah kalian beri. Kalian tahu? Melihat senyuman hangat dan tawa lepas kalian membuat hatiku sejuk dan tanpa ku sadari aku pun ikut tersenyum seperti kalian.


Dedicated special to:
Mereka yang teramat special dalam kisah persahabatanku, mereka yang selalu menyemangatiku dan mengantarkanku arah jalan pulang, mereka yang menjadi tempat berbagi setiap kisah perjalananku, dan mereka yang terus-menerus memberikan senyuman hangat sekaligus kekuatan untukku. Mereka adalah sahabat sekaligus keluargaku~Twez_One.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar