Jumat, 29 April 2016

Aksi Nyata Pemuda dalam Membangun Pendidikan di Sumatera Utara

                                                                                              Oleh : Tri Sumaria

Pemuda merupakan aktor dalam akselerasi pembangunan suatu negara, khususnya dalam hal pendidikan. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai agent of change dan sosial kontrol sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat. Baik buruknya suatu negara dapat dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah seorang penerus dan pewaris bangsa dan negara.
Sejak zaman pergerakan nasional Indonesia peranan pemuda sangat besar, dan dalam perjuangannya banyak melalui pendidikan bangsa. Para Founding Fathers pun banyak melakukan pendidikan bangsa, misalnya Soekarno tidak henti-hentinya mendidik bangsa terutama untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa, semangat nasionalisme yang juga dikenal dengan nation and character building.
Kemajuan suatu daerah akan ditentukan oleh kualitas pendidikannya sedangkan masa depan suatu daerah berada di tangan generasi muda. Disinilah keterkaitan peran pemuda dalam pendidikan. Pendidikan bukan semata-mata menekankan arti penting nilai akademik, kecerdasan otak atau inteligensia saja. Melainkan harus mencakup kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.
Pendidikan di Provinsi Sumatera Utara masih perlu ditingkatkan kualitasnya sesuai perkembangan zaman. Sebab pendidikan itu dinamis sepanjang masa yang berkembang sesuai dengan kemajuan dunia. Walau dunia pendidikan di Sumut masih jauh dari harapan seperti hasil riset yang dilakukan oleh UNDIP pada tahun 1995 dan 2002 bahwa pendidikan di Indonesia dinilai masih jauh dari harapan mutu pendidikan Indonesia di bawah Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina bahkan pernah di bawah Vietnam.
Pendidikan di Sumatera Utara mengaju pada KBK Depdiknas 2002 dimana mengisyaratkan bahwa empat pilar dasar pendidikan perlu diberdayakan agar siswa mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman belajarnya (learning to do) dengan meningkatkan interaksi dengan lingkungannya baik fisik, sosial, maupun budaya, sehingga mampu membangun pemahaman dan pengetahuannya terhadap dunia sekitarnya (learning to know). Dengan demikian siswa dapat membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya (learning to be). Kesempatan berinteraksi dengan individu atau kelompok yang bervariasi (learning to live together) akan membentuk pemahaman akan kemajemukan dan keanekaragaman yang menumbuhkembangkan sikap positif dan toleran.
Oleh karena itu, diharapkan pemuda yang ada di Sumatera Utara mampu menerapkan empat pilar dasar pendidikan kepada anak-anak generasi  bangsa yang ada di Sumatera Utara, sehingga terciptanya kualitas pendidikan yang baik serta terbentuknya generasi yang berkarakter.
Saat ini pendidikan menjadi hal yang sangat penting, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan terus berkembang tanpa kita sadari dan sebagai seorang pemuda, maka diharapkan bisa menyebarkan ilmu yang sudah didapatkan dari bangku kuliah kepada peserta didik dan masyarakat sekitar. Selain itu pendidikan merupakan sarana untuk memperkuat jati diri bangsa dalam proses industrialisasi dan mendorong terjadinya perubahan masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara dalam memasuki era globalisasi. Peningkatan kualitas pendidikan di Sumatera Utara adalah suatu tugas dan tanggung jawab semua pihak yang harus dilakukan terus menerus dan secara terpadu. Maka sebagi seorang pemuda harus turut andil dalam bertanggung jawab meningkatkan kualitas pendidikan serta membangun Sumatera Utara agar lebih baik di masa yang akan datang.

Kamis, 28 April 2016

Menghijrahkan Cinta Kepada-Nya



                                                                                  Oleh    : Tri Sumaria

Akhir-akhir ini telinga kita sudah tidak asing lagi mendengar kata-kata hijrah ataupun hijrah cinta. Kita sering mendengarnya dari televisi, surat kabar atau bahkan dari kehidupan sehari-hari. Hijrah berasal dari bahasa arab yang artinya perpindahan atau migrasi. Hijrah ini berasal dari peristiwa perjalanan Nabi Muhammad Saw dari kota Mekkah ke Madinah pada tahun 611 M. Hijrah adalah langkah untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari sebelumnya, meninggalkan sesuatu yang buruk dan berpindah kepada hal-hal yang lebih baik. Sementara itu, cinta adalah sebuah perasaan ketertarikan terhadap sesuatu. Oleh karena itu, hijrah cinta merupakan proses perpindahan cinta dari sesuatu yang tidak baik menuju cinta yang hakiki, yaitu cinta kepada-Nya.
Pada hakekatnya, cinta merupakan fitrah yang dimiliki manusia. Dimana ada banyak cinta di dunia ini yang mengelilingi manusia, yaitu cinta kepada Allah, cinta kepada makhluk ciptaan Allah seperti kepada orang tua, keluarga, dan sahabat, serta cinta kepada sesuatu yang Allah ciptakan seperti harta, tanaman, lautan, serta jabatan. Namun dari banyaknya cinta yang ada di sekitar manusia hanya ada satu cinta yang paling istimewa, yang selalu ada disisi manusia dan tak pernah hilang dalam keadaan apapun yaitu cinta kepada-Nya. Hanya cinta kepada-Nya yang tak pernah membuat diri kita kecewa, sulit, patah hati dan menderita.
            Sampai saat ini banyak orang-orang yang sepertinya belum paham makna cinta yang sebenarnya. Hal ini dapat kita lihat dari masih banyaknya orang-orang di luar sana yang terus-menerus merasa sedih karena putus cinta, selain itu maraknya istilah baper atau sering disebut bawa perasaan terhadap seseorang hingga membuat galau yang berkepanjangan, kecewa yang sangat dalam terhadap seseorang hingga menimbulkan penyakit hati yang sulit disembuhkan. Hal-hal seperti ini seharusnya tidak terjadi. Kemungkinan besar ini terjadi karena rasa cinta mereka kepada hal selain Allah lebih besar dibandingkan rasa cintanya kepada Allah. Padahal tanpa mereka sadari rasa cinta yang ada di hati mereka bersumber dari Allah Swt.
Jika kita menghijrahkan cinta dari jatuh cinta menuju bangun cinta, maka cinta menjadi sebuah istana tinggi menggapai surga~Salim Ahukum Fillah.
Menilik dari pernyataan Salim Ahukum Fillah bahwa sesungguhnya ketika kita sudah menghijrahkan diri kita dari rasa cinta kepada sesuatu selain Allah menuju rasa cinta kepada Allah maka cinta kita dapat menuntun kita untuk menuju ke surga-Nya.
Ketika kita sudah menghijrahkan cinta kita, maka ada konsekuensi yang harus dilakukan. Sebuah langkah baru yang harus dimulai. Salah satunya adalah selalu mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt serta menjauhi segala larangan-Nya. Hal ini tentu sangat mudah bagi orang-orang yang memang mencintai Allah. Sebab dengan rasa cinta-Nya itu ia akan melaksanakan segala perintah-Nya. Rasa cinta kepada-Nya yang akan menjadi dasar atas ibadah yang ia lakukan. Hingga pada akhirnya menghantarkan dirinya menuju cinta yang hakiki,  yang akan menuntun dirinya menuju surga yang Allah janjikan. Permasalahan saat ini adalah bagaimana jika orang tersebut baru mulai menghijrahkan cintanya kepada Allah? Tentu ini bukan perkara yang mudah. Banyak rintangan dan kesulitan yang mungkin akan menghampirinya. Salah satunya adalah perasaan tidak percaya diri dengan hijrahnya, dijauhi orang-orang disekitarnya, dan mungkin saja akan diperbincangkan oleh orang-orang yang tidak menyukai proses hijrahnya. Hal-hal seperti itulah yang mungkin akan membuat ragu bagi orang-orang yang hendak berhijrah atau bahkan yang sudah memulai hijrahnya. Namun percayalah di sinilah titik terpenting dari proses hijrah itu, dimana Allah sendiri akan menuntun kita kepada-Nya hingga nantinya akan membuat kita lebih dewasa dan lebih mencintai Allah Swt.
Saatnya kita berhijrah. Menghijrahkan rasa cinta kita yang fitrah menuju kepada sang Maha Pemilik Cinta. Sebab rasa cinta kita yang lain hanya sebagai bentuk bukti cinta kita kepada-Nya, yaitu seperti beribadah, beramal shalih, serta saling mencintai sesama. Maka yakinlah, itu semua hanyalah bukti pengejawantahan  rasa cinta kita kepada-Nya.
            Dalam proses menghijrahkan cinta kepada-Nya mungkin awalnya  kita akan mengalami peristiwa yang sulit, namun apa salahnya untuk terus mencoba. Bukankah alah bisa karena biasa? Maka sudah sepatutnya kita terus mencoba untuk menumbuhkan rasa cinta kepada-Nya, hingga pada akhirnya diri kita terbiasa dengan selalu menghadirkan cinta-Nya dalam setiap proses perjalanan hidup kita. 

Posbindu PTM Sebagai Upaya Indonesia Rendah Diabetes



                                                                                      Oleh    : Tri Sumaria

Kesehatan bukan segalanya, namun tanpa kesehatan kita tidak dapat menjalankan segala sesuatu dengan baik”, kutipan ini tentunya tidak asing lagi di telinga kita dan tentunya kutipan itu memang benar adanya. Sebab dengan tingkat kesehatan yang baik akan menghantarkan kita pada tingginya harapan hidup seseorang. Namun ada beberapa penyakit yang dapat mengganggu tingkat kesehatan seseorang, salah satunya adalah Diabetes melitus.
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Diabetes mellitus didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah (hiperglikemia) disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (Dipiro dkk., 2008).
World Health Organization (WHO) memprediksikan adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Peningkatan prevalensi terjadinya DM ini diakibatkan karena factor gaya hidup, etnis dan usia.
Diabetes mellitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama yang disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan gaya hidup yang tidak sehat. Secara umum, hampir 80 % prevalensi diabetes mellitus adalah DM tipe 2. Ini berarti gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya prevalensi DM.
Pengelolaan DM yang tidak dilakukan dengan baik, terutama pengendalian kadar gula darah dapat menimbulkan komplikasi. Beberapa penyakit yang dapat dikeluhkan akibat DM seperti gangguan penglihatan, katarak, penyakit jantung, gangguan ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk (gangren), infeksi paru dan sebagainya. Tidak jarang penyakit DM dapat mengakibatkan kecacatan akibat terjadi pembusukan pada organ tubuh (Depkes, 2005). Selain komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat tidak terkendalinya glukosa darah, penderita DM tipe 2 dengan glukosa darah puasa yang tidak terkendali merupakan penyebab risiko  kematian akibat penyakit kardivaskuler tertinggi (Kaptoge et al, 2011; Sacks et al, 2002).
Mengendalikan diabetes mellitus sangat penting dilakukan untuk menghindari biaya pengobatan yang sangat mahal. Selain itu, tujuan program pengendalian DM adalah agar terselenggaranya pengendalian factor risiko untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan dan kematian yang disebabkan DM. Pengendalian DM lebih diprioritaskan pada pencegahan dini melalui upaya pencegahan factor risiko DM yaitu upaya promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Posbindu PTM adalah singkatan dari Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular dimana merupakan program pengendalian factor risiko penyakit tidak menular berbasis masyarakat yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap factor risiko baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat lingkungan sekitarnya.
Pada Posbindu PTM dilaksanakan 2 program yaitu yang pertama adalah PATUH yang meliputi periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet sehat dengan gizi seimbang, upayakan beraktivitas fisik dengan aman, hindari rokok, alcohol, serta zat karsinogenik lainnya dan yang kedua adalah CERDIK yang meliputi: cek kondisi kesehatan anda secara rutin dan teratur, enyahkan asap rokok dan polusi udara lain, rajin aktifitas fisik dengan gerak olahraga dan seni, diet yang sehat dengan kalori seimbang, istirahat yang cukup dan utamakan keselamatan serta kendalikan stress dan tindak kekerasan.
Mari kita bersama-sama menjalankan  program posbindu PTM agar prevalensi diabetes kedepannya berkurang. Mencegah lebih baik daripada mengobati, pencegahan merupakan sebuah investasi bukan hanya untuk hari ini tetapi juga untuk hari-hari yang akan datang. Sehat bukan hanya untuk diri kita sendiri saja, tetapi juga untuk orang-orang di sekitar kita yang kita cintai.