Oleh : Tri Sumaria
Waktu
terus saja bergulir sehingga tidak terasa telah menghantarkan kita pada era
modern. Hal ini sering disebut sebagai era globalisasi. Apabila kita menelisik
lebih jauh, makna dari era globalisasi adalah
era dimana sangat memanjakan manusia karena semua aktivitas dapat
dilakukan secara instan, sehingga kehadirannya mengakibatkan perubahan tatanan
kehidupan manusia dari tradisional menjadi modern. Di satu sisi era ini membawa
dampak positif misalnya dalam hal informasi. Informasi yang ingin didapatkan
dapat diakses dalam hitungan detik tanpa ada batasan waktu. Disisi lain
globalisasi juga membawa dampak negatif. Salah satu contohnya adalah nilai
sosial dan hubungan antar sesama manusia semakin menurun, sehingga
mengakibatkan kurangnya kepedulian terhadap sesama.
Dampak
negatif globalisasi tidak menjadi penghambat bagi para pemuda islam dalam
bergerak dan berkontribusi. Sebab pemuda islam merupakan garda terdepan dalam
menghadapi globalisasi yang sedang meluas saat ini. Serta ia menjadi pionir
perubahan ke arah yang lebih baik.
Jika
kita melihat kembali sejarah, maka kita akan menemukan fakta bahwa di tangan
pemuda lah segala perubahan terjadi. Kesuksesan Muhammad Al-Fatih di usianya
yang ke-21 tahun dalam menaklukan Konstantinopel menjadi hal yang sangat luar
biasa dan tidak terelakkan lagi, ini membuktikkan bahwa kekuatan pemuda mampu
meluluhlantakkan berlapis-lapis tembok konstantinopel yang sudah berabad-abad
berdiri kokoh.
Tercapainya
kemerdekaan Indonesia juga merupakan hasil perjuangan dari para pemuda yang menyadari
akan pentingnya persatuan dan kesatuan, sehingga memunculkan semangat juang
yang tinggi untuk menjaga keutuhan teritorial wilayah nusantara yang sedang
dijajah oleh pihak asing. Sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan taruhan
peluh, luka bahkan nyawa dari para pemuda, sehingga Indonesia mampu
memproklamasikan kemerdekaannya.
Begitulah
seharusnya pemuda menunjukkan perannya sebagai agen perubahan, hal ini sesuai
dengan yang dikatakan Ir. Soekarno dimana ia sebagai founding father dan bapak proklamator berkata “Berikan aku 10
pemuda maka akan aku goncangkan dunia ini”.
Bertahun-tahun
islam bangga dengan pemuda yang berkualitas. Namun apabila dilihat
kenyataannya, maka pemuda saat ini masih sangat berbeda jauh dengan pemuda pada
era sebelumnya. Pemuda saat ini hidup dalam dunia yang serba instan sebagai
imbas dari guliran budaya globalisasi yang masuk melalui perkembangan teknologi
dan informasi. Saat ini banyak pemuda yang terjerat virus globalisasi seperti
hedonisme, konsumtif, hura-hura, pacaran, sex bebas dan bahkan saat ini di
Indonesia sudah mewabah virus LGBT. Sangat menyedihkan sekali melihat kondisi
tersebut, padahal menilik dari sejarah di masa lalu islam pernah memiliki
pemuda-pemuda berkualitas yang mampu menjadikan islam jaya di masa itu.
Banyak
sekali persoalan pemuda saat ini yang sudah melenceng jauh dari koridor islam.
Maka sudah saatnya pemuda islam berbenah. Lalu apa yang harus dilakukan pemuda
islam di tengah era globalisasi ini? Pertanyaan yang mungkin sama di benak para
pemuda saat ini. Maka kita harus bersikap bijak yaitu dengan mengambil dampak
positif dari globalisasi dan membuang dampak negatif yang merugikan. Hal ini karena
kita sebagai manusia tidak dapat melawan arus globalisasi tersebut, sebab arus ini juga memiliki andil terhadap
kemudahan-kemudahan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Salah
satu kunci utama dalam menghadapi era globalisasi adalah selalu berpedoman pada
Al-Quran dan As-Sunnah, karena Al-Quran dan As-Sunnah merupakan pedoman bagi seluruh
umat muslim dalam menjalankan kehidupannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
Swt:
“Sesungguhnya Al Qur'an memberikan petunjuk
kepada yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu'min
yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar”. (Q.S
Al-Isra: 9)
Sebagaimana
firman Allah Swt di atas bahwa
kita sebagai seorang pemuda islam harus
memiliki pendirian dan keimanan yang teguh serta tidak mudah goyah terhadap
pengaruh-pengaruh buruk yang ada.
Menjadi
pemuda islam harus tanggap dalam situasi yang ada saat ini, harus turut serta dalam
berkontribusi menghadapi era globalisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan
pemuda islam dalam menghadapi arus globalisasi adalah dengan tindakan melebur
namun tidak membaur. Pemuda islam harus mengetahui aspek-aspek globalisasi yang
sudah meluas di Indonesia. Dimana aspek tersebut dijadikan sebagai pola
pemikiran untuk terus bergerak menjadi lebih baik dan mengajak pemuda islam
lainnya untuk tidak hanya fokus pada hal-hal yang negatif tetapi juga dapat
membuat suatu gerakan untuk mempertahankan syariat-syariat islam. Gerakan ini
dapat mencegah perkembangan budaya-budaya luar yang masuk ke Indonesia. Selain
itu seorang pemuda islam juga dapat mengambil hal-hal positif dari arus globalisasi
seperti memanfaatkan sosial media untuk kelancaran serta kemudahan dalam
pergerakan dakwah.
Bangkitlah
pemuda islam. Islam di masa lalu memiliki pemuda yang unggul karena memeluk
islam secara kaffah dan taat terhadap syariat. Setiap pergerakan selalu
melibatkan Allah, sehingga terpatri dalam hati bahwa Allah senantiasa mengawasi
apa yang mereka lakukan. Maka hal tersebut juga perlu ditanamkan pada diri
pemuda islam saat ini agar menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dalam
menghadapi tantangan era globalisasi dan tidak mudah goyah terhadap
pengaruh-pengaruh yang dapat merusak pemuda islam itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar