“Aku masih seperti yang dulu, mencintaimu
dengan rasa iman ku, cinta kita bagai satu tubuh yang tak terbatas jarak dan
waktu. Sebab cintaku bukan karena dunia melainkan karena Sang Maha Cinta yaitu Allah SWT.”
(Ovalina S.Gt)
Suatu hari nanti akan ada
batas dalam tiap perjalanan. Beberapa kisah yang telah kita ciptakan bersama
mungkin saja tak akan lagi sama di masa yang akan datang. Hingga kita tersadar
bahwa kisah itu harus disimpan dalam-dalam.
Ukhtifillah, Pernahkah
kau mengingat bagaimana Allah mempertemukan kita?
Pernahkah kau bayangkan
apabila kita tak saling menautkan jemari kita satu sama lain?
Sungguh, aku tak mampu
membayangkannya. Sulit rasanya membayangkan apabila dulu kita tak saling
menautkan jemari kita.
Ukhti, Aku yakin pada
dasarnya Allah tak begitu saja menautkan jemari kita secara kebetulan. Melainkan
ini merupakan satu episode yang Allah ciptakan dalam memperindah proses
perjalanan kita. Tentunya untuk menjadi bidadari yang insyaAllah akan berada di
Jannah-Nya. Aamiin..
Ukhti, terkadang aku
takut untuk terus berjalan. Menapaki episode-episode baru, dan meninggalkan
episode lama yang kian berdebu. Tak tahu kapan lagi aku harus menoleh ke
belakang, untuk sekedar merapikan skenario yang terserak di episode perjalanan
yang telah lewat.
Kau tahu, Ukh?
Aku takut, suatu hari
nanti waktu akan menelan spasi dan melebarkannya.
Aku takut, suatu hari
nanti doa-doa itu tak lagi membasahi lisan kita.
Aku takut, kita terlalu
nyaman berjalan bersisian, hingga terlupa bahwa tangan kita tak lagi bertautan
satu sama lain.
Apabila
suatu hari nanti aku tak lagi bersamamu, maka pahamilah jejakku.
Apabila
suatu hari nanti aku lelah.. Jangan tinggalkan aku yaa.. temani aku sejenak
untuk bersandar di bawah pohon. Lalu bersama-sama melanjutkan perjalanan kita.
Terima
kasih telah menjadi salah satu warna dalam hidupku. Sebuah warna yang tak akan
tergantikan tempatnya oleh yang lain..
Bumi Allah, 11 September
2015
#Akhwat yang sedang
bermetamorfosis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar