Sabtu, 31 Oktober 2015

No title



Perlahan-lahan ia tarikkan jemarinya di atas kertas, sesekali ia lemparkan pandangan ke arah rembulan yang sedang menyinarinya malam ini. Senyum kecil tersungging dari bibirnya yang indah dan lima detik berikut senyum itu sirna, yang tertinggal hanyalah seberkas kekecewaan dan amarah yang tersirat dari wajahnya.
Gadis itu telah berusaha melupakan semuanya. Namun rembulan itu sepertinya telah memacu ingatannya untuk memutar kumpulan roll film yang telah susah payah ia sembunyikan dari dalam otaknya, mungkin saja kumpulan roll film itu sudah kusam dan berdebu karena tak pernah ia sentuh sama sekali bahkan kumpulan roll film itu telah ia tempatkan pada bagian otaknya yang paling terkecil. Andai ia dapat menghapusnya pasti akan ia lakukan, namun apa daya hal itu tak dapat ia lakukan karena untuk menghapusnya tak semudah menghapus kumpulan file yang terdapat dalam komputer maupun handphonenya.
Tak terasa butiran mutiara bening telah mengintip dari sudut matanya yang indah. Perlahan namun pasti mutiara itu terus mengalir hingga membasahi pipinya. Kenangan yang selama ini ia tidurkan kini bangkit seakan terbangun dari tidur panjangnya.
Saat ini gadis itu sedang terisak, hingga membuat bahunya naik turun tak beraturan. Ada rasa sakit di hati yang terselip disetiap isakannya. Sakit yang setiap kali akan dilupakannya, namun yang ada malah rasa sakit itu semakin dalam. Membuatnya ingin mengulang waktu dan memperbaiki apa yang sudah dilakukannya. Namun waktu tak pernah berjalan ke belakang. Ia selalu berjalan ke depan, baik itu dengannya ataupun tanpanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar